Analisa dan Prospek E-Commerce

7 Juni 2008

eCommerce (electronic commerce) kini telah menjadi kelaziman di beberapa belahan dunia. Bagaimana dengan situasi di Indonesia dalam kaitannya dengan eCommerce?

Prologue

eCommerce (electronic commerce) kini telah menjadi kelaziman di beberapa belahan dunia. Terutama di Amerika, eCommerce telah merambah ke berbagai sektor yang sebelumnya tidak terpikirkan. Misalnya, pernahkah dulu Anda terpikir membeli perangko lewat Internet? Dengan eStamp.com Anda bisa, dengan harga yang lebih murah dan lebih nyaman pula . Atau membeli textbook lewat Internet? Atau bahkan pesawat terbang pribadi? Semuanya ini kini sudah bisa dilakukan lewat Internet.

Bagaimana dengan situasi di Indonesia dalam kaitannya dengan eCommerce? Paper ini akan membahas hal tersebut dalam seminar yang diadakan oleh PPI-MIB (Perhimpunan Pelajar Indonesia ? Masyarakat Indonesia di Birmingham), 12 Februari 2000 di University of Birmingham. Paper ini bertujuan untuk meningkatkan awareness mengenai isu ini, kepada masyarakat Indonesia pada umumnya (dengan menyediakan paper ini di Internet), dan kepada kalangan akademik Indonesia di Inggris pada khususnya.

Studi Kasus

1. Amazon.com

Tidak perlu dipungkiri lagi Amazon.com adalah salah pionir eCommerce. Amazon.com memungkinkan kita untuk membeli buku dengan mudah dengan berbagai fasilitasnya, seperti:

– Review dan informasi rating dari buku yang bersangkutan
– Hanya perlu melakukan satu kali klik di mouse untuk membeli buku
– Search engine untuk memudahkan pencarian buku

Dan yang paling utama, Amazon.com dapat menawarkan harga buku yang lebih murah sampai dengan 50% atau bahkan kadang lebih. Hal ini karena mereka tidak perlu menyewa showroom seperti toko buku konvensional. Namun, mereka juga melakukan efisiensi yang sangat besar dengan mengurangi stok buku. Jadi mayoritas buku yang ada di website mereka sebenarnya tidak ready-stock. Tetapi sistem mereka memungkinkan mereka untuk memesan buku-buku tersebut dengan cepat, sehingga customer tidak keberatan. Dengan demikian, mereka mengurangi jumlah uang diam yang tertanam di stok buku seperti di toko-toko buku konvensional.

Kini Amazon.com juga telah merambah ke beberapa sektor lainnya seperti musik dan video, yang sama halnya seperti buku, adalah sektor yang gemuk laba. Namun ekspansi ini, ditambah dengan biaya marketing yang sangat besar, membuat Amazon.com masih belum menghasilkan laba sampai detik ini. Tetapi para investor mempercayai model bisnis mereka, sehingga pada saat IPO saham mereka melonjak naik berkali-kali lipat.

2. Dell.com

Dell adalah pembuat komputer yang sudah terkenal sejak dahulu dengan teknik direct-selling nya. Teknik ini berbeda dengan yang biasa dilakukan oleh vendor-vendor lainnya, yaitu Anda tidak akan menemui komputer Dell di toko-toko. Anda hanya bisa membelinya dengan menelpon mereka.

Ketika Internet mengalami booming sekitar tahun 1994-1995, mereka melihat peluang besar untuk meraup keuntungan. Mereka membangun website Dell.com yang memungkinkan customer mereka untuk memilih-milih sendiri bagian-bagian komputer yang diinginkan, dan lalu Dell akan merakit dan mengirimkannya.

Teknik ini terbukti sangat sukses. Baik penjualan komputer maupun saham Dell setiap tahun selalu mengalami kenaikan yang sangat besar, ketika vendor-vendor lainnya seperti Compaq, AST, CompUSA, Packard-Bell, dan lain lain mengalami kesulitan dengan cashflow dan banyak bahkan terpaksa gulung tikar.

Keberhasilan mereka terutama karena efisiensi biaya ? mereka menekan jumlah uang yang diam tertanam di stok barang, karena mereka baru merakit komputer jika ada pesanan, tidak perlu sampai dipajang berbulan-bulan lamanya di toko. Dan juga mereka tidak kena biaya showroom dan SDM untuk mengelolanya.

Ini semua memungkinkan mereka untuk merakit komputer yang murah harganya. Ditambah dengan reputasi komputer mereka yang sangat bagus, maka para customer berbondong-bondong membeli komputer mereka.

3. Hallmark.com

Ini adalah salah satu contoh implementasi eCommerce yang unik. Hallmark yang terkenal dengan kartu-kartu ucapan selamatnya, melihat celah kesempatan dengan berkembangnya Internet. Mereka membuat jasa electronic greeting card, namun membedakan dari saingan-saingannya seperti http://www.bluemountain.com dengan kualitas ? seperti gambar yang bagus dan juga fasilitas multimedia seperti animasi dan music. Jelas ini adalah peningkatan substansial dari kartu ucapan selamat yang selama ini kita ketahui ? hanya selembar kertas.

Ditambah dengan brand awareness-nya yang cukup tinggi, maka Hallmark.com berhasil meraup pemasukan sampai jutaan US$ dengan website tersebut.

4. Kakilima.com

Implementasi eCommerce yang cukup mengejutkan karena mereka berhasil melirik segmen pasar yang unik. Mereka mentargetkan kepada masyarakat Indonesia di luar negeri, yang ingin memberikan hadiah kepada relasi atau keluarga mereka di Indonesia. Mereka mengerti bagaimana mahalnya mengirimkan hadiah dari negara tempat mereka tinggal, sehingga walaupun harga mereka mahal namun masih tetap menggoda bagi konsumen mereka.

5. Detik.com vs Astaga.com

Persaingan antara Portal website kini mulai menghangat. Sudah lama banyak yang berusaha menjadi yang utama dalam hal ini, namun tiba-tiba saja mencuat satu kandidat yang tidak terduga-duga sebelumnya, detik.com. Terangkat karena menampilkan berita-berita reformasi dengan up to date sehingga menarik jutaan pengunjung, Detik.com kini sudah berkembang dari sekedar news website menjadi portal website dengan menampilkan berbagai feature seperti email gratis, komunitas Internet, website yang membahas mengenai perempuan, astrologi, buku, wisata, selebriti dan musik.

Namun kini telah muncul saingannya, yaitu Astaga.com. Dimodali US$ 7.5 juta oleh para investor dari Silicon Valley, USA ? dan dikendalikan oleh Desy Anwar; mereka menandai babak baru dalam persaingan di sektor ini.

Analisa SWOT

STRENGTHS

  1. Kenyamanan membeli via Internet
    Dari depan komputer di rumah sendiri (hemat waktu & usaha), tidak ada salesman yang mendesak-desak Anda untuk membeli sesuatu yang tidak Anda inginkan, pembayaran mudah, dan lain-lainnya. Dan generasi Yuppies Indonesia masa kini mulai tidak segan-segan lagi untuk memesan barang-barang via Internet.
  2. Harga yang kompetitif
    Karena perusahaan-perusahaan eCommerce tidak perlu menanam uang untuk stok dan menyewa showroom dan efisiensi-efisiensi lainnya (cutting the middleman [kasus Dell.com] etc)- dan ditambah dengan semakin banyaknya saingan maka harga barang bisa ditekan.
  3. Populasi Indonesia
    Indonesia dengan populasi penduduk ratusan juta adalah potensi yang luar biasa besar, jika daya belinya sudah meningkat. Untuk itu perlu diantisipasi sejak jauh-jauh hari, agar ketika yang demikian itu terjadi maka sudah siap untuk menampung animo beli mereka.
  4. Infrastruktur Internet
    Infrastruktur Internet Indonesia mungkin bukan yang terbaik, namun termasuk cukup merata – terutama berkat Wasantara.Net. Dan di pusat-pusat ekonomi (Jakarta, dan lain-lain) banyak pilihan ISP (Internet Service Provider) dan WarNet (Warung Internet) sehingga mudah untuk mengakses Internet.
  5. SDM yang sedang berkembang
    Generasi muda Indonesia potensinya cukup menjanjikan. Monitoring di berbagai forum di Internet menunjukkan peningkatan persentasi generasi muda yang ahli dalam hal teknis komputer – yang pada akhirnya dapat dimanfaatkan untuk menunjang sektor eCommerce.

WEAKNESSES

  1. Daya beli
    Masih sangat lemah dengan perkecualian untuk sebagian kecil dari masyarakat – karena berbagai manipulasi yang terjadi di orde baru. Economic recovery baru akan terjadi dalam jangka waktu beberapa tahun lagi.
  2. Sosialisasi credit card
    Di Indonesia credit card masih merupakan barang langka dan simbol status. Hal ini tentu sangat berbeda dengan misalnya di Inggris, dimana setiap rekening bank minimal ada debit card-nya. Ini dapat sangat menyulitkan perkembangan eCommerce di Indonesia.
  3. Sosialisasi Internet
    Internet walaupun perkembangannya sangat pesat di Indonesia, namun masih jauh dari menjadi gaya hidup mayoritas penduduk Indonesia.
  4. Pengiriman barang
    Kualitas & Biaya pengiriman barang menjadi kendala. Terutama untuk perusahaan yang ingin melayani customer di luar negeri, biaya pengiriman dapat mencapai U$S 40/kg untuk ke Inggris dengan FedEx – sangat prohibitif.
  5. SDM yang ada
    Kualitasnya kadang-kadang masih belum cukup bagus – terbukti dengan berbagai blunder yang terjadi akhir-akhir ini.

OPPORTUNITIES

  1. Stealing the start – eCommerce baru saja mulai menanjak di Indonesia
  2. Membuka peluang bisnis dari luar negeri – devaluasi Rupiah berarti barang-barang kita menjadi murah untuk mereka. Dan eCommerce akan memungkinkan mereka untuk membelinya dengan mudah.
  3. Pendatang-pendatang baru di Internet – website-website portal sibuk untuk merekrut mereka untuk menjadi customernya.
  4. Sektor bisnis yang sedang berkembang dengan sangat pesat – baru-baru ini Forrester Research menyatakan bahwa pada tahun 2004 perputaran uang di sektor ini akan mencapai US$ 1.67 trilyun.

THREATS

  1. Situasi ekonomi & politik di Indonesia
    Jika kondisi menjadi kembali tidak stabil, maka website eCommerce yang sudah ada dan yang baru akan berkembang bisa surut kembali.
  2. Administrator yang ceroboh & Hackers
    Bisa melenyapkan kepercayaan masyarakat kepada eCommerce. Contoh kasus – IptekNet, Bimantara, dan lain-lainnya yang semuanya kena hack oleh hacker Indonesia. Namun yang paling spektakuler sampai saat ini mungkin adalah Tempo Interaktif (http://www.tempo.co.id/), yang dengan sangat naif menyimpan data-data pribadi para customernya di lokasi yang dapat diakses dengan mudah dari Internet.
  3. Budaya ikut-ikutan langsung terjun ke arena tanpa perhitungan dan persiapan yang matang, kembali dapat meruntuhkan kepercayaan masyarakat kepada eCommerce.

Best Practices

Bab Best Practices ini bertujuan untuk menuntun para/calon pelaku bisnis eCommerce untuk mengimplementasi eCommerce pada bidang mereka, dan menghindari berbagai kesalahan yang telah terjadi di masa lalu.

  1. Rekrut SDM terbaik yang bisa Anda dapatkan
    Ini bisnis yang sangat tergantung kepada sumber daya manusia yang ada di perusahaan. Sangat banyak kasus dimana website dengan modal hanya beberapa ribu US$ kemudian dapat berkembang menjadi bisnis puluhan juta US$, karena terutama didukung oleh SDM yang tepat.
  2. Outsourcing
    Outsourcing, atau pengalihan pekerjaan kantor kepada konsultan eksternal, adalah langkah yang tepat untuk hal-hal tertentu. Misalnya, untuk hosting website kita, dengan keuntungan berikut ini:

    • Cost/benefit ratio bagus, apalagi dengan semaraknya provider jasa webhosting di Indonesia akhir-akhir ini
    • Security lebih terjaga, dan kalaupun terjadi break-in oleh hacker, jika sebelumnya kita telah menandatangani SLA (Service Level Agreement) maka kita bisa mendapatkan kompensasi atas kerugian yang terjadi

    Namun untuk beberapa hal ini bisa menjadi langkah salah yang sangat fatal, misalnya melakukan outsourcing untuk updating website.

  3. Jaga kualitas Customer Service, dan performa website
    Ini adalah salah satu hal yang sering terlupakan, terutama di website di Inggris. Seringkali respons dari customer service baru tiba setelah berhari-hari, pernah 1 minggu – itu kalau dibalas.
    Padahal dengan Internet, jika customer tidak puas dengan layanan kita, yang perlu dilakukan hanyalah mengetik alamat website saingan kita, dan lenyap sudah satu pelanggan kita.
    Demikian pula dengan website itu sendiri – performanya harus bagus dan selalu siap untuk melayani pelanggan (high availability). Jika misalnya dalam sehari ada 10000 pengunjung ke website kita, maka jika site kita down selama 1 jam saja berarti kita sudah “mengusir” lebih kurang 400 pelanggan. Jika mereka kemudian mengunjungi website saingan kita dan merasa puas dengan layanannya, maka berarti sudah lenyap 400 pelanggan kita. Kalikan dengan jumlah pembelian mereka setahun, dan tiba-tiba saja Anda merasa tidak mungkin untuk mentoleransi downtime selama 1 jam tersebut.
  4. Jika konversi – pastikan bahwa back office Anda siap
    Jika perusahaan Anda adalah perusahaan konvensional, misalnya supermarket, sebelum Anda terjun ke Internet pastikan dulu bahwa back office Anda sudah siap. Back office disini baik dari pegawainya – siap menghadapi perubahan yang mungkin timbul karena terjunnya perusahaan ke medium yang baru ini; maupun dari segi IT – apakah sistem yang terpasang sudah siap untuk melayani extra demand yang mungkin akan timbul – dan seterusnya.
    Approach seperti yang disarankan oleh ICL, konsultan IT terkemuka di Inggris, yaitu “Right Here Right Now” sangat tidak disarankan. Mereka mendorong agar perusahaan ada dulu di Internet untuk membuat permintaan, dan kemudian baru belakangan dipikirkan bagaimana untuk memenuhi permintaan yang timbul. Ini dapat mengakibatkan kekacauan pada workflow di perusahaan, dan membebani sistem IT yang ada sehingga mengakibatkan penurunan performa di bisnis yang sudah ada.
  5. Usaha kecil
    Bagi usaha kecil, tentu saja resourcesnya jauh lebih terbatas, dan seringkali mengalami kesulitan untuk mendapatkan status Merchant dari Visa atau Mastercard. Untuk itu, ada baiknya untuk melakukan kerjasama dengan website one-stop service – yang menyediakan jasa hosting + electronic transaction sekaligus. Contohnya adalah http://www.hypermart.net dan http://www.smole.com
    Mereka ini akan menghosting website Anda dengan cuma-cuma sekaligus memungkinkan Anda untuk menerima pembayaran dengan credit card. Mereka hanya akan mengambil komisi beberapa persen dari transaksi tersebut dan memasang sebuah banner iklan di website Anda, sebagai timbal balik jasa yang mereka sediakan.

Dengan demikian Anda dapat berkonsentrasi penuh kepada bisnis Anda.

Penutup

Dalam jangka waktu pendek, yang feasible untuk di implementasikan di Internet hanya beberapa jenis jasa/barang saja, misalnya:

Yang sudah berjalan:

  • Portal service
  • Beberapa jenis software komputer
  • Buku
  • Barang konsumsi untuk konsumen luar negeri
  • Jual-beli saham

Selain itu kebanyakan saat ini masih belum dimungkinkan, mengingat kondisi Indonesia saat ini.

Peluang baru:

  • Online training
  • Jasa lelang
  • Dan lain lain

Saat ini banyak perusahaan sudah mulai bersiap-siap untuk menyerbu arena ini, sehingga jika dalam waktu beberapa bulan ini keadaan Indonesia membaik, maka mereka sudah siap untuk merebut pasar eCommerce pada saat tersebut. Memang mereka ini mayoritas memiliki kapital yang cukup kuat sehingga dapat melakukan itu.

Prolog E-Business

7 Juni 2008

Belajar E-Business atau Belajar Business Online adalah suatu topik yang sangat dicari saat orang berselancar di Internet. Ada yang bilang bahwa dengan bermodalkan akun e-mail dan blog anda sudah bisa menghasilkan uang di Internet.

Tetapi tidak banyak yang menceritakan tentang sisi buruknya melakukan bisnis online, kendala-kendala yang diperoleh dan apa-apa yang perlu di waspadai. 

        Di situs BelajarEkonomi.Com ini anda akan dituntun secara step-by-step untuk memahami arti dari e-business itu sendiri. Terus terang bila anda memasukkan keyword ‘online business’ di search engine kesayangan anda anda akan mendapatkan link ke berbagai macam sumber informasi tentang memulai bisnis online.

        Tetapi disini akan coba kita sederhanakan apa maksud dari e-business itu dan anda bisa membaca artikel-artikel tentang online business disini. Satu hal lagi kami disini tidak beranggap bahwa kami mengetahui semua hal tentang online business.Dan banyak yang protes bahwa ada orang-orang yang belum lama online berani memberi pengajaran tentang e-business.   

Mari kita anggap ini hanyalah suatu masukan tambahan dari informasi lainnya semata karena kami sadar pengetahuan kami tentang hal ini masih terbatas dan terus kami kembangkan. Anda bisa mencari referensi tambahan mengenai bisnis online ini baik dari yang berbayar atau pun situs/blog yang membahas masalah ini.

 

E-Buisness. Suatu keniscayaan.

Saat ini perkembangan Teknologi Informasi begitu pesatnya sehingga proses transaksi bisnis juga berubah total. Di dunia transaksi melalui dunia maya sudah mencapai angka yang sangat tinggi saat ini.

Di Amerika saja perkembangan internet sudah pada tahap dimana telah terjadi pasar bebas di bidang bisnis di internet yang didukung oleh pihak legislatif. Bill Clinton adalah salah satu politisi yang sangat mendukung bahwa zona internet bebas dari pajak negara bagian. Tujuannya tak lain adalah agar dapat meningkatkan perekonomian rakyat amerika terutama home industry.

 

Ada beberapa alasan mengapa orang begitu tertarik untuk memulai bisnis di Internet antara lain :

– 180 juta orang amerika menggunakan internet setidaknya sekali sebulan

– Tahun 2005 ada sekitar 1.08 milyar penduduk dunia menggunakan internet sedidaknya sekali sebulan. Diprediksikan pertumbuhannya akan mencapai 2 milyar penduduk dunia pada tahun 2010

– Pendapatan rata-rata dari bisnis internet di rumahan adalah mencapai $66,790 (angka thn 2005) membuat internet suatu pasar yang sangat menarik

 
Dari angka diatas terlihat jelas bahwa bisnis Internet sangat menarik untuk digeluti atau melakukan investasi terhadapnya.

Keunggulan lainnya berbisnis di Internet :

– Tidak diperlukan bangunan khusus untuk memajangkan produk atau berkantor.

– Tidak perlu waktu yang full untuk melakukan bisnis melainkan hanya butuh waktu beberapa jam saja (Bila sudah running). Tetapi bila sudah membesar maka tentu saja memerlukan organisasi terutama buat customer support

– Dapat memangkas rantai supplier/distributor sehingga harga yang diterima konsumen bisa optimimum minimum

Inovasi E-Business dalam Ekosistem

7 Juni 2008

Sudah bukan rahasia lagi bila dunia bisnis saat ini semakin ruwet. Perusahaan tidak mungkin bisa berdiri sendiri lagi tanpa ditopang oleh pemain-pemain lain, mulai dari pemasok, distributor, sampai komplementor. Mengelola bisnis bukan saja sekedar mengelola organisasi internal, tetapi juga bagaimana mengelola hubungan-hubungan dengan pihak luar. Saya sudah menulis sebuah artikel tentang platform leadership yang merupakan sebuah pengantar tentang implikasi jaringan dalam bisnis terhadap strategi perusahaan. Artikel ini adalah pelengkap artikel tersebut, namun dengan berusaha melihat dari kaca mata lain: biologi.

Adalah Marco Iansiti (dari Harvard Business School) dan Roy Levien (seorang ahli biologi dan teknologi yang pernah bekerja di Microsoft dan Aldaron) yang berusaha menarik analogi dunia ekonomi berbasis jaringan dengan ekosistem. Pandangan mereka tersebut dituangkan dalam buku The Keystone Advantage. Lewat buku ini, mereka berusaha membandingkan platform leaders yang berhasil dan gagal, apa perbedaan antara keduanya, dan strategi apa pula yang harus dijalankan pemain-pemain gurem dalam ekosistem yang mereka namakan niche players.

Dua perusahaan menjadi contoh pembuka kasus: eBay dan Enron. EBay, seperti yang kita ketahui, sukses dari pertama kali diluncurkan sampai sekarang. Sementara Enron? Tak kalah terkenalnya dibanding eBay dan pernah manjadi salah satu perusahaan terkaya di dunia, perusahaan ini jatuh dengan cepat. Persamaan keduanya? Keduanya sama-sama platform leaders. EBay dikelilingi oleh para pedagang dunia maya, pembuat perangkat lunak yang membangun software untuk membantu para pedagang dan pembeli di eBay, dan para partner promosi yang disebut sebagai affiliates. Jelas, di sini eBay adalah pusat dari ekosistemnya. Dan Enron? Enron juga menjadi pusat dari ekosistem karena perannya sebagai broker untuk bermacam-macam perdagangan, mulai dari energi listrik sampai jalur broadband.

Kedua pemain ini menempati posisi yang disebut sebagai hub. Sebuah hub, menurut Iansiti dan Levien, bukanlah titik pusat yang besar. Keunikan hub justru terletak pada massanya yang kecil relatif terhadap total massa ekosistem tersebut (massa di sini bisa dihitung dari pendapatan total, laba total, kapitalisasi aset, dlsb), namun memiliki kekuatan yang jauh melebihi total massa relatif mereka. Hub inilah yang berperan dalam menentukan arah pergerakan ekosistem, termasuk hidup dan mati keseluruhan anggota ekosistem. Hancurkan hub tersebut, hancurlah ekosistem. Beberapa contoh hub lainnya adalah Wal-Mart, Microsoft, Li & Fung, Yahoo!, Dell, dan contoh terbaru Google. Di Indonesia, para raksasa di bidang ritel seperti Matahari dan Hero, dan juga para operator di bidang telekomunikasi seperti Telkomsel juga menunjukkan potensi untuk menjadi hub.

Kembali ke eBay dan Enron. Kita sudah melihat persamaan mereka sejauh ini. Tetapi yang lebih penting lagi adalah perbedaan keduanya. Meski sama-sama menjadi hub di ekosistemnya, perilaku keduanya sangat berbeda. EBay memang menghasilkan keuntungan dari awal, tetapi eBay juga memberi kesempatan pemain lain dalam ekosistem tersebut untuk mengambil keuntungan. Sementara Enron kebalikannya. Enron sebisa mungkin menyerap semua keuntungan yang disediakan ekosistem tersebut untuk dirinya sendiri. Akibatnya, ketika kesehatan anggota ekosistem lainnya mulai terganggu, Enron mendapatkan dirinya semakin sulit mendapatkan keuntungan. Buah dari kesulitan tersebut adalah pembukuan kreatif yang menyebabkan runtuhnya Enron.

Di sini kita mendapat sebuah pelajaran berharga. Perusahaan yang menempati posisi hub tidak boleh terlalu rakus. Ya, mereka memang harus mendapatkan keuntungan, tetapi mereka juga harus menjaga kesehatan ekosistemnya secara keseluruhan. Hub yang bisa melakukan keduanya disebut sebagai keystone, sementara yang rakus seperti Enron disebut sebagai landlord. Yahoo! dan AOL pernah menjadi landlords sebelum meletusnya gelembung dot-com. Lewat posisi dominan mereka, kedua portal ini memeras para partner bisnis mereka. Ketika gelembung dot-com meletus, kedua pemain ini mendapatkan ekosistem mereka dalam bahaya karena banyak partner bisnis mereka kelimpungan dalam krisis. Untung saja Yahoo! bisa segera membalik strategi mereka dan berupaya menjadi keystone yang baik. AOL juga cukup cerdik dengan melakukan merger terhadap Time Warner terlebih dahulu. Namun posisi mereka sebagai pemain yang disegani di dunia dot-com sudah mulai tergeser.

Dari kaca mata ekosistem ini, bagaimana caranya menjaga kesehatan ekosistem? Kesehatan ekosistem bisa diukur dari 3 hal. Pertama, produktivitas ekosistem yang bisa diukur dari jumlah produk-produk inovatif yang dihasilkan ekosistem tahun demi tahun. Di sini, ekosistem software yang dikepalai Microsoft menunjukkan produktivitas yang tinggi. Kedua, ketangguhan (robustness) ekosistem, yang diukur dari ketahanan ekosistem tersebut menghadapi krisis demi krisis dan juga dari peningkatan jumlah anggota ekosistem. Di sini, lagi-lagi ekosistem software menunjukkan ketangguhannya karena pertumbuhan jumlah anggota ekosistem terus berlanjut meski harus melewati beberapa krisis ekonomi dan politik dunia. Ketiga, seberapa jauh ekosistem tersebut mendukung terciptanya para pemain niche yang bervariatif. Niche players, meski hanya pemain kecil, perannya amat menentukan. Karena besarnya jumlah pemain niche, secara keseluruhan mereka mampu menghasilkan inovasi-inovasi yang banyak. Inovasi-inovasi dari niche players amat membantu menjaga kelangsungan hidup ekosistem karena variasi inovasi-inovasi tersebut membuat ekosistem mampu mengantisipasi perubahan lingkungan dan kebutuhan pasar. Kembali lagi ekosistem software menunjukkan keperkasaannya. Dengan semua alasan itu, apakah Anda masih heran mengapa Bill Gates adalah orang terkaya di dunia?

Tugas menjaga kesehatan ekosistem tersebut terletak pada pundak keystones. Mereka harus mampu membangun platform yang baik, yang harus terus-menerus diperbaiki sesuai dengan perkembangan lingkungan. Mereka juga harus membantu para pemain niche memanfaatkan platform tersebut, seperti eBay yang menyediakan fasilitas API (application programming interface) agar para programmer bisa mengakses database eBay untuk membuat aplikasi-aplikasi yang beragam. Selain itu, tentu saja, mereka harus membantu para pemain niche mendapatkan keuntungan yang lumayan agar mereka tidak mati atau berpindah ke ekosistem lain.

Selain keystones, landlords, dan niche players, masih ada lagi dominators. Berbeda dengan keystones yang hanya memiliki massa kecil dengan pengaruh besar, dominators ini memang memiliki massa besar untuk mendapatkan pengaruh yang besar. Posisi dominator biasanya dicapai dengan melakukan akuisisi terhadap para niche players atau menghasilkan komplementor sendirian. Ford, IBM, DEC, dan AT&T pernah menempati posisi tersebut. Akan tetapi ekosistem yang dipimpin oleh dominator umumnya tidak stabil karena para dominator jarang bisa menghasilkan inovasi yang variatif sebanyak yang dihasilkan ekosistem dengan beragam pemain niche. Ketika para dominator tidak mampu menciptakan produk yang sesuai kebutuhan pasar, ekosistem langsung terancam.

Teori ini memang masih belum sepopuler teori-teori inovasi dan strategi lainnya. Namun saya melihat pemakaian teori jaringan dan ekosistem dalam strategi dan inovasi di dunia bisnis akan terus mengalami peningkatan. Alasan utamanya tentu saja karena kita akan semakin menyadari kesalingtergantungan kita terhadap pihak-pihak lainnya dan adanya kemiripan antara organisme hidup dengan dunia organisasi. Kita bisa melihat perusahaan-perusahaan, terutama di bidang IT dan teknologi, yang mulai menerapkan strategi platform dan keystone ini secara sistematis dan terencana. Selain eBay, Amazon dan Google sudah berlomba-lomba merayu para pengembang perangkat lunak untuk mengakses API dan database mereka. Apa lagi tujuannya bila bukan menjadi hub yang memimpin sebuah ekosistem yang tangguh? Kelihatannya pertarungan di masa depan akan lebih banyak terjadi di tingkat ekosistem daripada di tingkat perusahaan.

Definition of E-Commerce

7 Juni 2008

Definition

E-Commerce : merupakan satu set dinamis teknologi , aplikasi dan proses bisnis yang menghubungkan perusahaan , konsumen dan komunitas tertentu melalui transaksi elektronik dan perdagangan barang , pelayanan dan informasi yang dilakukan secara elektronik.

E-Business : merupakan kegiatan bernisnis di Internet yang tidak saja pembelian, penjualan dan jasa, tapi juga pelayanan pelanggan dan kerja sama dengan rekan bisnis (bail individual maupun instansi).

Positive and Negative

Dampak Positive E-Commerce dan E-Business:

1. Revenue Stream (aliran pendapatan) baru yang mungkin lebih menjanjikan yang tidak bisa ditemui di sistem transaksi tradisional.

2. Dapat meningkatkan market exposure (pangsa pasar).

3. Menurunkan biaya operasional(operating cost).

4. Melebarkan jangkauan (global reach).

5. Meningkatkan customer loyality.

6. Meningkatkan supplier management.

7. Memperpendek waktu produksi.

8. Meningkatkan value chain (mata rantai pendapatan)

…………………………………………………………………………………..

Dampak negatif E-Commerce dan E-Business :

1. Kehilangan segi finansial secara langsung karena kecurangan. Seorang penipu mentransfer uang dari rekening satu ke rekening lainnya atau dia telah mengganti semua data finansial yang ada.

2. Pencurian informasi rahasia yang berharga. Gangguan yang timbul bisa menyingkap semua informasi rahasia tersebut kepada pihak-pihak yang tidak berhak dan dapat mengakibatkan kerugian yang besar bagi si korban.

3. Kehilangan kesempatan bisnis karena gangguan pelayanan. Kesalahan ini bersifat kesalahan non-teknis seperti aliran listrik tiba-tiba padam.

4. Penggunaan akses ke sumber oleh pihak yang tidak berhak. Misalkan seorang hacker yang berhasil membobol sebuah sistem perbankan. Setelah itu dia memindahkan sejumlah rekening orang lain ke rekeningnya sendiri.

5. Kehilangan kepercayaan dari para konsumen. Ini karena berbagai macam faktor seperti usaha yang dilakukan dengan sengaja oleh pihak lain yang berusaha menjatuhkan reputasi perusahaan tersebut.

6. Kerugian yang tidak terduga. Disebabkan oleh gangguan yang dilakukan dengan sengaja , ketidakjujuran , praktek bisnis yang tidak benar , kesalahan faktor manusia , kesalahan faktor manusia atau kesalahan sistem elektronik.

Security Beberapa metode pengamanan data dalam transaksi E-Commerce dan E-Bussines : Kriptografi Public Key : merupakan sistem asimetris (tidak simetris) menggunakan beberapa key untuk pengenkripsian yaitu public key untuk enkripsi data dan private key untuk dekripsi data. Public key disebarkan ke seluruh dunia sementara private key tetap disimpan. Siapapun yang memiliki public key tersebut dapat mengenkripsi informasi yang hanya dapat dibaca oleh seseorang yang memiliki private key walaupun anda belum pernah mengenal bahkan tidak tahu sama sekali siapa yang memiliki public key tersebut. Contoh : Elgamal , RSA , DSA. Keuntungan : memberikan jaminan keamanan kepada siapa saja yang melakukan pertukaran informasi meskipun diantara mereka tidak ada persetujuan mengenai keamanan data terlebih dahulu maupun saling tidak mengenal satu sama lain.

E-Business dan Dunia Maya

7 Juni 2008

Fenomena eBusiness tidak dapat disangkal telah menjadi trend yang mewarnai aktivitas bisnis di negara-negara maju maupun berkembang. Konsep baru yang berkembang karena kemajuan teknologi informasi dan berbagai paradigma bisnis baru ini dianggap sebagai kunci sukses perusahaan-perusahaan di era informasi dan di masa-masa mendatang. Secara ringkas, Mohan Sawhney mendefinisikan eBusiness sebagai:

“The use of electronic networks and associated technologies to enable, improve, enhance, transform, or invent a business process or business system to create superior value for current or potential customers”.

Secara prinsip definisi tersebut jelas memperlihatkan bagaimana teknologi elektronik dan digital berfungsi sebagai medium tercapainya proses dan sistem bisnis (pertukaran barang atau jasa) yang jauh lebih baik dibandingkan dengan cara-cara konvensional, terutama dilihat dari manfaat yang dapat dirasakan oleh mereka yang berkepentingan (stakeholders).

Seperti halnya pepatah yang mengatakan “banyak jalan menuju Roma”, eBusiness merupakan salah satu jalan yang dimaksud untuk menuju kepada “the creation of wealth” bagi sebuah perusahaan (harap diperhatikan bahwa eBusiness bukanlah merupakan tujuan, atau “Roma” yang dimaksud dalam pepatah terkait). Dengan kata lain, cakupan atau spektrum eBusiness dapat sangat luas wilayahnya tergantung dari masin-masing orang melihat definisi dari kata “bisnis” itu sendiri. Untuk dapat menangkap dimensi ruang lingkup pengertian eBusiness, cara yang kerap dipakai adalah dengan menggunakan prinsip 4W (What, Who, Where, dan Why).

Dimensi WHAT
Banyak orang mempertukarkan istilah eBusiness dengan eCommerce. Secara prinsip, pengertian eBusiness jauh lebih luas dibandingkan dengan eCommerce; bahkan secara filosofis, eCommerce merupakan bagian dari eBusiness. Jika eCommerce hanya memfokuskan diri pada aktivitas atau mekanisme transaksi yang dilakukan secara elektronik/digital, eBusiness memiliki wilayah yang jauh lebih luas, termasuk di dalamnya aktivitas relasi antara dua entiti perusahaan, interaksi antara perusahaan dengan pelanggannya, kolaborasi antara perusahaan dengan para mitra bisnisnya, pertukaran informasi antara perusahaan dengan para pesaing usahanya, dan lain sebagainya. Adanya internet telah memungkinkan perusahaan untuk menjalin komunikasi langsung maupun tidak langsung dengan berjuta-juta bahkan bermilyar-milyar entiti (pelanggan, mitra, pesaing, pemerintah, dsb.) yang ada di dunia maya; karena sifat komunikasi tersebut merupakan bagian dari sebuah sistem bisnis, maka dapat dimengerti luasnya pengertian dari eBusiness.

Dimensi WHO
Siapa saja yang terlibat di dalam eBusiness? Seperti yang tersirat dalam definisinya, semua pihak atau entiti yang melakukan interaksi dalam sebuah sistem bisnis atau serangkaian proses bisnis (business process) merupakan pihak-pihak yang berkepentingan dalam ruang lingkup eBusiness. Paling tidak ada tujuh (A sampai G) klasifikasi entiti yang kerap dipergunakan dalam mengilustrasikan eBusiness, masing-masing: Agent, Business, Consumer, Device, Employee, Family, dan Government. Contohnya adalah sebuah aplikasi tipe eCommerce B-to-C yang merupakan mekanisme hubungan perdagangan antara sebuah perusahaan dengan para pelanggannya (end consumersnya); atau tipe G-to-G yang menghubungkan dua buah negara untuk permasalahan eksport dan import; atau D-to-D yang menghubungkan antara dua peralatan canggih teknologi informasi seperti antara PDA dengan Handphone; atau B-to-F yang menghubungkan sebuah perusahaan penjual barang-barang kebutuhan rumah tangga dengan berbagai keluarga; dan lain sebagainya.

Dimensi WHERE
Tidak sedikit awam yang mempertanyakan dimana sebenarnya kegiatan bisnis dapat dilakukan dalam eBusiness. Jawabannya sangat singkat dan mudah, yaitu dimana saja, sejauh pihak yang berkepentingan memiliki fasilitas elektronik/digital sebagai kanal akses (access channel). Berbeda dengan bisnis konvensional dimana transaksi biasa dilakukan secara fisik di sekitar perusahaan yang bersangkutan, maka di dalam eBusiness, interaksi dapat dilakukan melalui berbagai kanal akses. Di rumah, seorang Ibu dapat menggunakan telepon atau webTV untuk berkomunikasi dengan perusahaan penjual produk atau jasa; di kantor, seorang karyawan dapat menggunakan perlengkapan komputer atau fax; di mobil, seorang mahasiswa dapat menggunakan handphone atau PDA-nya; di lokasi keramaian seperti mall, toko-toko, atau pasar, masyarakat dapat memanfaatkan ATM, Warnet, atau Kios-Kios Telekomunikasi (Wartel) untuk melakukan hal yang sama. Dengan kata lain, istilah dimana saja untuk melakukan hubungan dengan siapa saja bukanlah sekedar semboyan yang muluk, tetapi telah menjadi kenyataan di dalam implementasi eBusiness.

Dimensi WHY
Pertanyaan terakhir yang kerap menghantui para pelaku bisnis tradisional adalah mengapa para praktisi bisnis di seluruh dunia sepakat untuk mengimplementasikan eBusiness sesegera mungkin sebagai model bisnis di masa mendatang. Penerapan konsep eBusiness secara efektif tidak saja menguntungkan perusahaan karena banyaknya komponen biaya tinggi yanga dapat dihemat (cost cutting), tetapi justru memberikan kesempatan perusahaan untuk meningkatkan level pendapatannya (revenue generation) secara langsung maupun tidak langsung. Dengan mengimplementasikan eBusiness, perusahaan dapat melihat berbagai peluang dan celah bisnis baru yang selama ini belum pernah ditawarkan kepada masyarakat. Disamping itu, terbukti telah banyak perusahaan yang melakukan transformasi bisnis (perubahan bisnis inti) setelah melihat besarnya peluang bisnis baru di dalam menerapkan konsep eBusiness. Yang tidak kalah menariknya adalah, bahwa dengan menerapkan konsep jejaring (internetworking), sebuah perusahaan berskala kecil dan menengah dapat dengan mudah bekerja sama dengan perusahaan raksasa untuk menawarkan berbagai produk dan jasa kepada pelanggan. Dan tidak jarang pula teradapat sebuah perusahaan berskala kecil (dilihat dari jumlah karyawannya) yang pendapatannya dapat melebihi perusahaan menengah maupun besar karena strategi efektif mereka dalam menerapkan eBusiness.

Jika teknologi elektronik dan digital sudah diketemukan beberapa puluh tahun yang lalu, mengapa baru “booming” belakangan ini? Jawabannya adalah karena baru setelah tahun 1990-an inilah teknologi internet berkembang dengan pesatnya.

Secara “tidak terduga”, jaringan internet yang tadinya hanya diperuntukkan bagi lembaga-lembaga penelitian semacam perguruan tinggi ternyata berkembang dan meluas penggunaannya di kalangan bisnis dan masyarakat. Akibatnya adalah terhubungkannya beratus-ratus juta manusia (dan terus bertambah) ke dalam sebuah arena jaringan yang sering dinamakan sebagai dunia maya (virtual world) tersebut. Dikatakan sebagai dunia maya karena arena ini tidak dapat dijamah atau diraih secara fisik karena terbentuk dari koneksi hubungan digital antar berbagai teknologi informasi (komputer dan telekomuniasi). Disamping itu, dunia maya tidak memiliki batas-batas geografis (borderless) seperti halnya planet bumi yang terbagi atas beberapa negara.

Ukuran Keberhasilan E-Business

7 Juni 2008

E-Business is about 95% business and 5% technology. Secara implisit kalimat singkat tersebut telah menjelaskan esensi dari berkembangnya konsep manajemen baru yang dikenal dengan e-business. Kalimat singkat tersebut pada intinya menegaskan bahwa pertimbangan utama yang harus dipergunakan oleh para praktisi manajemen dalam menentukan apakah akan memanfaatkan tawaran-tawaran menggiurkan yang dijanjikan oleh e-business terletak pada pertimbangan seberapa besar potensi “bisnis” yang ditawarkan, bukan pada seberapa canggih teknologi yang berkembang. Jika bisnis bertujuan untuk mencapai apa yang dalam teori disebut sebagai wealth maximization (dan didalam praktek sehari-hari wealth sering diasosiasikan dengan profit atau keuntungan usaha), maka secara jelas e-business harus dapat paling tidak melakukan kedua hal di bawah ini:
1. Seberapa tinggi potensi penambahan revenue (pendapatan) perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung yang didapat pada saat konsep e-business diimplementasikan; dan
2. Seberapa tinggi potensi pengurangan cost (biaya) yang dapat dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung yang didapat pada saat konsep e-business diterapkan.

Kedua hal tersebut adalah hal minimum yang harus di-deliver oleh e-business kepada perusahaan agar dapat secara nyata meningkatkan tingkat profitabilitasnya (sesuai dengan rumus sederhana Profit = Revenue – Cost). Dalam kenyataannya, tentu saja tidak semua usaha dapat secara langsung dan terlihat berpengaruh terhadap kedua variabel tersebut di atas, karena banyak dari manfaat atau value dari e-business yang bersifat intangible dan unquantifiable. Dalam bukunya “The Effective Measurements of IT Cost and Benefit Analysis”, Arthur Money dan Remenyi memberikan 16 kriteria yang harus diukur di dalam perusahaan untuk menentukan apakah konsep e-business yang diterapkan lebih baik dibandingkan dengan kondisi pada saat e-business belum diimplementasikan (manajemen bisnis konvensional).

Secara ringkas keenam-belas kriteria tersebut adalah sebagai berikut:
1. The system’s ability to reduce overall costs
2. The system’s ability to displace costs
3. The system’s ability to avoid costs
4. The system’s ability to provide opportunity for revenue growth
5. The system’s ability to provide improved management information
6. The system’s ability to improved staff productivity
7. The system’s ability to provide capacity for increased volume
8. The system’s ability to reduce error
9. The system’s ability to provide competitive advantage
10. The system’s ability to catch up with competition
11. The system’s ability to provide improved management control
12. The system’s ability to provide improved management productivity
13. The system’s ability to provide improved staff morale
14. The system’s ability to provide an improved corporate image
15. The system’s ability to provide improved customer service
16. The system’s ability to improved client/server relationships

Sistem Transaksi E-Commerce

4 Juni 2008

SISTEM ORDER BELANJA

1. Order Belanja Dengan Order Form

Cara order form adalah merchant menyediakan daftar produk yang ditawarkan beserta deskripsi produknya. Di dalam order form, terdapat 2 bagian , yaitu bagian penawaran produk, dan bagian jenis pembayaran. Pada bagian penawaran produk berisi produk yang ditawarkan, harga tiap barang, dan disertai dengan deskripsi produk yang ditawarkan, tetapi tidak menampilkan gambar produk tersebut. Sedangkan pada bagian jenis pembayaran, merchant menyediakan form jenis – jenis pembayaran

2. Order Belanja Dengan Shopping Cart Shopping cart

merupakan sebuah software yang digunakan merchant untuk mempermudah para costumer dalam memilih barang yang ingin dibeli. Software ini akan melakukan kalkulasi pajak penjualan, jumlah total barang yang dibeli, dan total keseluruhan biaya yang haus dibayar. Perbedan dengan order form adalah, pada shopping chart ditampilkan gambar produk yang dijual dan deskripsi nya, sedangkan pada order form hanya deskripsi produk tersebut.

SISTEM PEMBAYARAN

1. Sistem Pembayaran Dengan Credit Card

Sistem pembayaran dengan menggunakan credit card adalah metode yang pembayaran yang paling banyak digunakan secara online.

Beberapa cara atau kategori untuk penggunaan credit card sebagai metode pembayaran :

Metode enkripsi dengan menggunakan protokol SSL.

Cara kerjanya yaitu protocol mengamankan atau memproteksi informasi credit card yang dikirimkan oleh cardholder ke merchant dengan menggunakan public key dan private key encryption.

Metode Three Party Payment System.

Atau disebut juga verifikasi pihak ketiga. Yaitu terdapat pihak ketiga yang berfungsi sebagai tempat atau gerbang pembayaran (payment gateway).

Cara kerjanya yaitu cardholder memberikan informasi credit card kepada pihak ketiga. Dan payment gateway akan melakukan otorisasi. Dan mengirimkan hasil otorisasi berupa suatu kode kepada merchant. Kemudian merchant akan mengirimkan barang kepada pembeli (cardholder). Salah satu contoh adalah menggunakan SET (Secure Electronic Transaction).

2. Sistem Pembayaran Off-line Dengan SmartCard

 Sistem pembayaran off-line ini diterapkan apabila merchant sulit terhubung on-line ke suatu bank untuk melakukan otorisasi pembayaran.

Cara kerjanya yaitu cardholder memasukan uang ke dalam smart card yang disebut dengan uang elektronik, melalui ATM bank atau internet, dimana uang tersebut digunakan untuk belanja atau melakukan transaksi di internet.

Setelah cardholder melakukan transaksi, pada selang waktu tertentu, merchant akan menagih nota penjualan kepada bank. Yang mana nota penjualan tersebut adalah yang diberikan oleh cardholder kepada merchant. Dan sistem pembayarannya menggunakan smartcard dan metode kriptografi. Sistem ini adalah sistem yang paling baru diterapkan saat ini.

Bentuk sistem order dan pembayaran e-commerce bermacam-macam, cara kerja setiap sistem juga berbeda-beda, dan setiap sistem mempunyai kelebihan dan kelemahannya masing-masing.